Brebes – Para petambak udang di Brebes, Jawa Tengah, tengah menghadapi masa sulit akibat harga udang yang anjlok drastis di pasaran. Penurunan harga ini dipicu oleh isu radioaktif yang sempat mencuat, sehingga memengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk perikanan.
Kondisi ini membuat banyak petambak mengeluh (sambat) karena biaya produksi yang tinggi tidak sebanding dengan harga jual yang diterima. Padahal, Brebes selama ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil udang vaname dengan kontribusi signifikan untuk kebutuhan pasar lokal maupun ekspor.
Harga Jual Merosot Tajam
Sebelum isu radioaktif merebak, harga udang vaname di tingkat petambak bisa mencapai Rp 70.000–80.000 per kilogram untuk ukuran konsumsi. Namun saat ini, harga merosot hingga di bawah Rp 50.000 per kilogram, bahkan pada beberapa ukuran hanya dihargai Rp 40.000 per kilogram.
Petambak pun mengaku kebingungan karena biaya produksi, mulai dari pakan, perawatan tambak, hingga tenaga kerja, cukup tinggi. “Kami rugi besar, soalnya biaya pakan saja sudah tidak sebanding dengan harga jual sekarang,” keluh salah satu petambak di Kecamatan Losari, Brebes.
Dampak Isu Radioaktif
Isu radioaktif yang sempat beredar membuat sebagian konsumen ragu mengonsumsi hasil laut, termasuk udang. Meskipun pemerintah dan ahli telah menegaskan bahwa produk perikanan di Brebes aman, stigma negatif sudah terlanjur menyebar luas.
Akibatnya, permintaan pasar menurun drastis, baik dari konsumen rumah tangga maupun pelaku usaha kuliner. Bahkan beberapa eksportir menunda pembelian hingga kondisi pasar kembali stabil.
Langkah Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Brebes melalui Dinas Perikanan berupaya menenangkan masyarakat dan pelaku usaha dengan menyatakan bahwa udang dan hasil perikanan lokal aman dikonsumsi. Mereka juga melakukan uji laboratorium secara berkala untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.
Selain itu, pemerintah daerah sedang menjajaki kerja sama distribusi langsung ke pasar modern dan restoran besar, agar harga jual petambak bisa lebih stabil. “Kami mendorong agar petambak tidak patah semangat, dan tetap menjaga kualitas udang,” ungkap pejabat Dinas Perikanan Brebes.
Suara Petambak dan Harapan
Meski begitu, banyak petambak tetap khawatir jika kondisi ini berlangsung lama. “Kalau harga masih seperti ini dalam dua bulan ke depan, banyak petambak bisa gulung tikar,” ujar seorang petambak lainnya.
Mereka berharap pemerintah tidak hanya memberikan pernyataan, tetapi juga turun tangan secara nyata, misalnya dengan subsidi pakan, pembelian langsung oleh BUMD, atau membuka jalur distribusi baru, info lebih lanjut bisa Anda kunjungi di sini:
● https://gribjayabrebes.org/ekonomi/petambak-udang-di-brebes-sambat-harga-anjlok-terdampak-isu-radioaktif/
● https://gribjayacirebon.org/pendidikan/waktu-sholat-cirebon-20-september-2025-waktu-imsak-hingga-isya/
● https://gribjayasukabumi.org/teknologi/kolam-rendaman-hingga-diesel-tua-ditemukan-di-lokasi-gurandil-sukabumi/
● https://gribjayasungaipenuh.org/hukum/terungkap-motif-penusukan-pria-yang-tewas-di-kosan-sungai-penuh/
● https://gribjayamadura.org/pendidikan/kisah-pilu-air-mata-ibu-madura-dari-legenda-kesedihan-jadi-wisata-religi/